13 December 2007

Belajar kembali tentang keikhlasan

Bukanlah kesabaran jika ada batasnya dan bukanlah keikhlasan jika masih terbelenggu sakit hati. Kesabaran bukanlah hanya berdiam diri, orang yang berkata sabar tanpa melakukan apapun berarti sedang menunggu kehancuran diri... Bersabarlah saat menghadapi orang lain, karena tanpa kita sadari, kitapun telah banyak menuntut kesabaran dari orang lain.
Ini adalah potongan dari sebuah pesan yang dikirimkan seorang teman kepada saya lewat message di FS beberapa waktu lalu. Pesan ini terasa sangat mengena bagi saya saat ini. Tidak lain tidak bukan, karena isi dari pesan itu memang pas banget dengan kondisi saya sekarang ini (atau belakangan ini lebih tepatnya). Saat saya menjadi begitu tidak sabaran, mudah mengeluh, gampang tersinggung, dan yang sefamili dengan mereka. Sebut saja mereka itu 'kuman-kuman' jahat yang secara pelan-pelan namun meyakinkan, telah menggerogoti hari-hariku. Membuat hari-hari yang seharusnya saya isi dengan sesuatu yang produktif dan indah, malah sering saya isi dengan hal 'tak berguna' dan sama sekali tidak indah. Bukankah mengeluh dan teman-temannya itu tadi adalah pekerjaan paling tidak produktif dan sama sekali tidak indah.


'Kuman-kuman' yang pada mulanya tampak kecil-kecil dan tidak berbahaya. Hingga pada akhirnya benar-benar menjadi sangat menyeramkan dan begitu berbahaya. Serem... Masalahnya sekarang, kira-kira apa yang membuat 'kuman-kuman' itu begitu kerasan melekat pada diri saya? Dan yang paling penting, bagaimana cara mendetoksinya? Tampaknya hal ini juga sudah tersampaikan dalam potongan pesan di awal tadi. Ya,
keikhlasan. Saya memang harus belajar lagi, secara lebih serius, tentang keikhlasan itu tadi. Sebuah pokok bahasan yang sangat penting bagi siapapun. Sekaligus suatu ilmu yang pengamalannya tidak semudah dan tidak sesederhana yang dibayangkan. Karena, tentu saja, begitu banyak godaannya. Dan barangkali, inilah begitu pentingnya saling mengingatkan. Ketika ada jarak yang begitu jauh antara yang senyatanya dengan yang seharusnya...

3 comments:

Anonymous said...

kayaknya kemaren dah di comment nih, kok commentnya masi kosong ya? Tulisan yang di quote kekecilan susah dibaca tu...

Anonymous said...

saya permisi ambil artikelnya yachh..
mau di posting di blo saya..
www.mencoba-ikhlas.blogspot.com
jngan lupa mampir yach

Anonymous said...

silakan... silakan...