Saat lebaran. Saat berkunjung atau dikunjungi sanak famili. Orang-orang seumuran saya ini biasanya akan menemui pertanyaan-pertanyaan yang khas. Pertanyaan seperti: "Kapan nikah?", "Kapan, married?", atau yang serupa maksud dan tujuannya, akan banyak ditemui pada acara penuh kehangatan dan keakraban itu. Atau cukup dengan pertanyaan sedikit menggantung: "Kapan?". Memang pertanyaan yang terakhir ini tentu saja membuka banyak sekali kemungkinan penafsiran. Seperti, kalau untuk saya pada saat sekarang ini, akan sangat logis apabila menafsirkan pertanyaan tersebut sebagai: "Kapan LULUS?". Tapi, jika pertanyaan "Kapan?" ini disertai dengan bahasa tubuh yang 'agak mencurigakan' misalnya senyum 'sedikit menggoda' (saya tidak menemukan istilah yang lebih tepat) oleh si penanya, kemungkinan besar kita tidak akan salah untuk menafsirkannya sebagai pertanyaan yang di awal tadi.
Inilah yang, entah oleh siapa, dipopulerkan sebagai 'Lebaran Syndrome'. Seperti yang dialami oleh temanku ini. Dan juga ini.
Saya sendiri? Alhamdulillah belum.
Kebetulan saya masih punya mas yang pada lebaran ini, juga menemui pertanyaan yang bagi orang-orang tertentu, cukup meresahkan ini.
Kebetulan saya masih punya mas yang pada lebaran ini, juga menemui pertanyaan yang bagi orang-orang tertentu, cukup meresahkan ini.
5 comments:
Emang aku bilang gitu ya???
hmmm, ya...ya....
Menarik juga baca tulisan ini, tapi ujung-ujungnya mengingatkanku pada hakekat penelitian kualitatif, yaitu menanyakan "mengapa" dan "bagaimana".
wah aku masih ga mudenk ma tulisan pake font ijo!
ketika mengapa itu besar, maka bagaimana menjadi kecil, maksudnya apa???
Neno:
Makasih neno, udah berkunjung...
Mungkin ini comment utk posting yg sebelumnya ya.
Emm..seingatku pas ngomongin outbound itu lho. Kan terus sedikit menceritakan ttg outboundnya IPLF buat anak2 Sipil/HMTS. Ya, anggap saja begitu. hehe... =)
"...ketika mengapa itu besar, maka bagaimana menjadi kecil.”
Menurutku sih, ini mengenai motivasi/niat kita dlm melakukan sesuatu. Ketika motivasi/niat utk melakukan sesuatu itu kuat(besar), maka bagaimana kita mewujudkannya menjadi lebih mudah (kecil). Memang gak terkait langsung sama tulisannya sih..
wah ente belum ditanyain "anakmu sik ndi le...?
rochmad:
hahaha...
emang kamu udah dapet pertanyaan kayak gitu ya???
sepertinya dirimu memang udah pantes jd bapak2.. =)
yo urung lah?
cuma jadi bayang-bayang aja. Ngeri juga kalo ditanyain. Hei, aku kan masih muda.. enak aja, mukamu tu yang kaya' ohm-ohm...!
he he he....
Post a Comment